Rabbaniyah adalah salah satu karakter dakwah yang sangat penting. Rabbaniyah dalam dakwah telah ditunjukkan oleh para penyeru agama Allah sejak Nabi Adam sampai Nabi Muhammad serta para pengikut beliau. Rabbaniyah merupakan jantung bagi karakter dakwah yang lurus dan jernih.
'Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: 'Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.' Akan tetapi [dia berkata]: 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.'[QS 3:79]
Dakwah yang rabbaniyah adalah dakwah yang semata mata menyeru kepada Allah, tidak untuk yang lain. Dan seluruh nabi yang diutus selalu saja berkata 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, orang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah'. Para nabi dan aktifis dakwah tidak akan berkata, ' Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah', tidak akan tersirat untuk mencari popularitas dari dakwah, dan tidak pernah terbetik untuk mencari keuntungan duniawi dalam dakwah.
Para Nabi dan aktifis yang lurus hanya menyimpan kata Allah dalam memori dakwahnya, dan menghilangkan kata lain sebagaimana ketika seorang muslim memahami ma'na laa ilaaha ilallaah. Para Nabi dan aktifis dakwah yang mengikutinya hanya menyeru segenap manusia untuk mengikuti jalan Islam yang hanif yang tidak akan menoleh ke kiri dan ke kanan. Yang diinginkan hanyalah mengeluarkan manusia dari kejahiliahan dan penghambaan kepada dunia menjadi manusia bersih yang hanya menghamba kepada Allah. Apa yang diinginkannya hanyalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat bagi seluruh ummat manusia, dengan hujjah, alasan yang baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan Allah dan RasulNya.
Katakanlah: 'Inilah jalan [agama] ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak [kamu] kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'. [12:108]
Sekali lagi, para penyeru dakwah berjuang dengan sungguh-sungguh hanya untuk menyeru kepada Allah, mereka berdakwah bukan untuk dirinya, atau menyeru kepada kelompoknya. Diri, Organisasi, jam'iyah, harakah, harus difahami sebagai sarana saja, sebagai alat dalam kerangka menyeru kepada Allah. Aktifis dakwah yang lurus akan sangat memahami hal ini, sehingga selalu saja ia akan mengedepankan semangat Islamiyah dalam dakwah.
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan [Yahudi dan Nasrani] yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah: 'Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru [manusia] dan hanya kepada-Nya aku kembali'.[13:36]
Wallahu a'lam
'Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya Al Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepada manusia: 'Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah.' Akan tetapi [dia berkata]: 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya.'[QS 3:79]
Dakwah yang rabbaniyah adalah dakwah yang semata mata menyeru kepada Allah, tidak untuk yang lain. Dan seluruh nabi yang diutus selalu saja berkata 'Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, orang sempurna ilmu dan taqwanya kepada Allah'. Para nabi dan aktifis dakwah tidak akan berkata, ' Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah', tidak akan tersirat untuk mencari popularitas dari dakwah, dan tidak pernah terbetik untuk mencari keuntungan duniawi dalam dakwah.
Para Nabi dan aktifis yang lurus hanya menyimpan kata Allah dalam memori dakwahnya, dan menghilangkan kata lain sebagaimana ketika seorang muslim memahami ma'na laa ilaaha ilallaah. Para Nabi dan aktifis dakwah yang mengikutinya hanya menyeru segenap manusia untuk mengikuti jalan Islam yang hanif yang tidak akan menoleh ke kiri dan ke kanan. Yang diinginkan hanyalah mengeluarkan manusia dari kejahiliahan dan penghambaan kepada dunia menjadi manusia bersih yang hanya menghamba kepada Allah. Apa yang diinginkannya hanyalah jaminan keselamatan dunia dan akhirat bagi seluruh ummat manusia, dengan hujjah, alasan yang baik dan benar sebagaimana yang telah dicontohkan Allah dan RasulNya.
Katakanlah: 'Inilah jalan [agama] ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak [kamu] kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik'. [12:108]
Sekali lagi, para penyeru dakwah berjuang dengan sungguh-sungguh hanya untuk menyeru kepada Allah, mereka berdakwah bukan untuk dirinya, atau menyeru kepada kelompoknya. Diri, Organisasi, jam'iyah, harakah, harus difahami sebagai sarana saja, sebagai alat dalam kerangka menyeru kepada Allah. Aktifis dakwah yang lurus akan sangat memahami hal ini, sehingga selalu saja ia akan mengedepankan semangat Islamiyah dalam dakwah.
Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepada mereka bergembira dengan kitab yang diturunkan kepadamu, dan di antara golongan-golongan [Yahudi dan Nasrani] yang bersekutu, ada yang mengingkari sebahagiannya. Katakanlah: 'Sesungguhnya aku hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru [manusia] dan hanya kepada-Nya aku kembali'.[13:36]
Wallahu a'lam
0 comments:
Post a Comment