- Welcome To My Blog -

..:: Followers ::..

Thursday, May 27, 2010

Kunci Rahasia Memahami Terminologi Politik Israel


Kebanyakan pernyataan yang bertanda kutip “clansing” yang keluar dari jenderal-jenderal Israel memaksa kita untuk membuka kembali kamus-kamus dan eksiklopedi zionis. Logika klasik dan standar akal umum yang melekat dalam pengalaman manusia sepanjang sejarah tidak memungkinkan seseorang untuk menafsirkan apa yang Israel katakan dan apa yang mereka kaitkan dengan pemahaman yang tidak memiliki kaitan dengan realitas. Inilah yang sebenarnya dituntut oleh seorang kolumnis Yahudi yang memposisikan dirinya menjadi oposisi. Ia adalah Yuri Efeniri yang mengkhususkan korannya “Ha’olam Hazeh” untuk mengungkapkan orientasinya yang berubah bertahap dari zionis merah menjadi zionis orange dan terakhir menjadi warna yang tidak jelas. Berdasarkan apa yang dikatakan Efeneri bahwa sastra zionisme membutuhkan argument… dan kamus khusus sebab kata-kata dalam sastra mereka tidak berarti bermakna sama jika ada di tempat lain.

Dalam wawancara terakhir yang dilakukan Haaretz dengan Moshe Yaalon terdapat ungkapan-ungkapan yang meyakinkan kami bahwa statemen politik tidak bisa dipahami dengan sendirinya seperti statemen lainnya. Jadi, harus ada kunci-kunci rahasia yang harus dicarai dan dicoba untuk memahami kata-kata tersebut. Contohnya, dunia internasional memahami istilah “pagar penjaga” adalah tembok rasial dari sisi hukum dan moral. Namun sebagian besar orang tidak terpikir dengan apa yang ditulis oleh Evi Shalem penulis buku “tembok Vauladzi”. Penulis Yahudi ini menilai bahwa Yahudi tidak bisa hidup dan bernafas di udara bebas, dan zionis telah mengubah Get (tembok rasial) dari realitas politik dan ideology kepada gagasan logika. Karenanya, “pagar” ini bukan fisik saja. Karenanya, Moshe Yaalon menilai bahwa pembangunan tembok dalam makna secara fisik telah gagal karena orang-orang Palestina masih berbicara tentang hak kembali.

Jadi, ada tembok lain yang saat ini melintasi di wilayah Palestina termasuk garis hijau “zona hijau”.

Kita harus memperhatikan di sini bahwa mimpi Israel telah mengubah bidang politik selama dasa warsa terakhir, yang dianggap oleh Israel bukan impian pengungsi Palestina untuk kembali tapi “hak kembali”

Penyempurnaan pembangunan “tembok pelindung” tidak akan terjadi selama ada warga Palestina yang bermimpin ingin kembali ke kampung halaman mereka dan selama ada Yahudi yang belum masuk ke Palestina. Bukankah gagasan zionis ini belum pernah ada sebelumnya dalam perubahan politik, ideology, dan militer tentang teori clansing dan penghapusan sebuah bangsa???

Apa yang terdapat dalam istilah-istilah Zionis yang ditulis oleh Afarim Mahahim Taslumi memberikan kita kunci… Palestina, menurut kamus ini adalah suku-suku yang tinggal dalam kurun waktu tertentu di “tanah Israel”. Ahli sastra Helenius mengungkapkan kata “Palashni” atau Palestina kepada bangsa Palestina.

Sesungguhnya peniadaan hak kembali ada kesimpulan logika dari keyakinan zionis jenis ini. Karenanya, semua yang keluar dari jenderal-jenderal Israel berupa pernyataan politik di negara Israel bermula sejak kwartal pertama konflik Palestina Israel. berbeda dengan apa yang dibayangkan oleh “kaum pengharap” yang matanya tertipu - karena lelah - melihat ular hanya sebuah tapi atau tongkat. (atb)

0 comments: